main |
sidebar
Diposting oleh
Unknown
Batu Popaua (Batu Pelantikan)
Difungsikan
pada abad ke-14, bersamaan dengan tampilnya kerajaan buton. Dipakai
pertama untuk pelantikan Raja Buton I (Wakaakaa), kemudian untuk
pelantikan Raja atau Sultan. Tahun
1929 atas inisiatif Raja Muhammad Hamidi, dibuatkan atap sebagai
pelindung dari hujan dan sinar matahari. Pada tahun 2002 di pagari
dengan batu setinggi 175 cm.
Baluarana waberongalu Merupakan
salah satu benteng atau pintu gerbang pertahanan yang terletak pada
sudut utara benteng keraton. posisinya bersebelahan dengan Baluarana
Tanailandu. pada bagian dalam benteng terdapat sebuah meriam besar yang
digunakan sebagai alat persenjataan (penyimpanan bom).
Baluarana
waberongalu ini berfungsi untuk menjaga dan memantau musuh dari arah
utara. musuh-musuh tersebut biasanya datang dari negeri luar seperti
Belanda atau jepang,mereka datang untuk maksud dan tujuan yang negatif
bagi tanah Buton.
Proses pemberian nama dari masing-masing Baluarana tersebut di dasari pada ruang-ruang penjaganya.
Baruga
Menurut
sejarah Buton dahulu, yang dimulai dari kerajaan tepatnya pada tahun
1542 M dan pada tahun 1712 M Buton beralih menjadi sebuah kesultanan.
dari itu pada massa pemerintahan Sultan Syakiyuddin Darul Alam atau
biasa di kenal dengan Laelangi. Di masa pemerintahan beliau banyak yang
dibangun Benteng keraton Buton dan salah satunya adalah Baruga. Baruga
pada masa pemerintahan Laelangi berfungsi sebagai tempat berkumpulnya
para sultan untuk melakukan upacara ataupun membahas masalah-masalah
ekonomi, politik dan lain-lain yang di hadapi oleh masyarakat Buton. Di
samping itu baruga juga digunakan untuk pelantikan sultan-sultan.
Makam Sultan Nasruddin (La Ibi/Oputa Mosabuna Yilawalangke)
Memerintah
pada tahun 1709 s/d 1711 M. Sultan Nasruddin adalah gelar sultan La
Ibi. diriwayatkan,sebenarnya beliau merasa berat untuk menerimah jabatan
Sultan. La Ibi terpaksa menerima itu karena demi kehormatan kaumnya
yaitu aliran bangsawan Tanailandu. La Ibi menerima jabatan tersebut pada
salah seorang diantaranya yang merasa mampu untuk menjalankan jabatan
sultan.
Kasulana Tombi (Tiang bendera)
Didirikan
pada abad ke-17, untuk mengibarkan Tombi kerajaan Buton. Bahan dasarnya
terbuat dari kayu jati dengan tinggi 21 M dari permukaan tanah yang
berdiameter antara 25 cm hingga 70 cm.
Tiang bendera ini didirikan
tepatnya pada tahun 1712 M, didirikan oleh Sultan Nur Alam dan sudah
berumur kurang lebih 300 tahun dan fungsi utama Tiang bendera ini adalah
sebuah syarat utama sebuah kerajaan.
Liana Latoundu (Gua Arupalaka)Gua
ini merupakan ceruk kecil bentukan Alam setinggi 1,5 M di jadikan
tempat persembunyian Latoundu (Arupalaka) Raja Bone yang berpengaruh di
tanah Bugis yang melarikan diri ke Buton pada tahun 1660 dan menetap
tidak lama dan kembali lagi ke Sulawesi selatan untuk memimpin
perlawanan menghadapi Gowa.
Sejarah Mujina KalauDahulu
ada sembilan orang Wali yang di kirim oleh Rasulullah SAW untuk
menyebarkan Islam, Salah satunya adalah Syekh Abdul Wahid dengan salah
satu muridnya bernma " Mujina" beliau yang menyebarkan Islam yaitu di
Burangasi sebagai wilayah pertama masuknya Islam di pulau Buton.Pada
masa pemerintahan Sultan ke-29, Mujina menjadi salah satu penyebar
Islam yang diperintahkan oleh sultan dan beliau juga pernah mengikuti
perang melawan Tobelo.Mujina
adalah seorang perempuan dengan ciri-ciri fisik putih berikat sanggul
di kepala dan silsilahnya berhubungan dengan sultan ke-29. Beliau juga
suka memakai jubah berwarna biru dengan kain selempang, memakai pedang
dan berkuda. Turunannya dari
sultan 17-29, warna kesukaanya warna kuning emas campur merah dan itulah
yang merupakan simbol dari tempat duduknya berbentuk tiga lekungan.
Hanya saja di saat Istana/Keraton mengalami perpindahan dari keraton
lama ke keraton baru yaitu dimasa kekuasaan Sultan Murhum, semua hilang
begitu saja bersama dengan keraton lama yang artinya " Gaib " dan itu
merupakan kekuasaan dari ALLAH SWT.Makam
Mujina kalau ini bertempat di kelurahan Melai dan berada di dalam area
perumahan masyarakat Melai. dimana didalam area tersebut terdapat banyak
makam dan salah satunya adalah makam Mujina Kalau, yang dibatasi dengan
pagar beton dengan lambang berciri khas Rumah Baruga tepat diatas pintu
masuk area pemakaman beliau.
Makam Sultan Murhum Khalifatul HamisSultan
Murhum diangkat menjadi sultan Buton pada abad ke-6 dengan perubahan
struktur pemerintahan dalam masa Raja Mulae maka wilayah kerajaan Buton
lebih luas lagi. Beliau dalam silsilah, Biasa disebut Lakila ada pula
yang menyebut Lakilaponto. Lakilaponto di abaikan namanya menjadi
Murhum.Sultan Murhum
menerima Syekh Abdul Wahid bersama istrinya di keraton untuk jangan
bertemu orang banyak, dimana Syekh Abdul Wahid menganjurkan pada Sultan
dan pejabat kerajaan serta seluruh masyarakat agar masuk agama Islam
serta mengaku bahwa Muhammad SAW adalah pesuruh ALLAH. akhirnya Sultan
dan isterinya disusul oleh para pejabat kerajaan serta masuk agama
Islam.Beliau menjabat
sebagai Sultan sejak tahun 1538 M, selama 46 tahun sampai beliau wafat
pada tahun 1584. Jirat makam di perbaiki pada tahun 1989, dibuatkan
sarana jalan yang menuju situs.
Batu Wolio (Petirtaan) Batu
Wolio merupakan Tugu batu setinggi 1 m, berfungsi sebagai tempat
pengambilan air suci (Tirta) untuk dimandikan kepada Calon Raja/Sultan
sebelum beliau dilantik. Batu wolio di perkirakan berasal dari abad 14
dan air batu tersebut berasal dari mata air Tobe-Tobe.Batu
Wolio ini terletak di tengah kawasan benteng keraton, kelurahan melai.
tepatnya di sebelah timur masjid agung keraton Buton.
Lambang Kerajaan ButonMesjid Agung Keraton Buton bisa juga di sebut sebagai lambang kerajaan Buton, karena kokoh bangunanya.
Letak Geografis
Mesjid
Agung Keraton Buton terletak dalam benteng keraton Buton, datas bukit
yang bernama bukit sin. karena bentuknya seperti sin.Ujung I : letak kuburan seerti baaluwu di sebut waolima/walimea yang artinya "tebaslah" , tindakan pertama penebasan untuk perkampungan.Ujung II : Torisi adalah tempat mengadakan pertemuan.Ujung III : Gama/Gema yang bertujuan bergema sepanjang masa.
Bentuk atau Arsitektur bangunanBentukPanjang saf 13, dan 40 orang persafnya.Didirikan sejak tahun 948 H (1538) oleh Syekh Abdul Wahid.
Arsitektur BangunanMesjid
Agung Keraton didirikan pada masa kesultanan Buton adalah "Mesjid Agung
Keraton" yang di dirikan pada tahun 948 H (1538 M) yang
menjadi pelopor pembangunannya adalah Syekh Abdul Wahid, di bantu para
pejabat tinggi kerajaan seperti sultan Murhum, Sangia, La Ulo. wakti otu
Sapati menjawarai, sudah meninggalkan Buton.
Luas Mesjidluas Mesjid 18x24 m persegi, panjang berbentu Mihrabluas serambi muka 5x40 m persegiluas serambi kanan 8x40 m persegiluas serambi bagian barat 20x40 m persegiluas serambi bagian serambi kiri selatan 14x40 m persegi
Bendera Kerajaan Buton (longa-longa)Asal
mulanya bendera kerajaan Buton oleh masyarakat setempat menyebut
Longa-Longa. Di kibarkan sejak Raja Buton I (Raja Wakaakaa). Panjang
Longa-Longa kurang lebih 5 m dan lebarnya kurang lebih 1 m. konon
ceritanya Longa-Longa di kibarkan pada saat jatuhnya atau turunnya tahta
Sultan dan upacara-upacara adat yangkan di selenggarakan. Sampai
saat ini belum ada pendunduk setempat yang mengetahui siapa pembuat
Longa-Longa tersebut, karena banyak versi yang meceritakan tentang
Longa-Longa ini.